Malam menghampiri,si hitam menggangur tapi tak ku biarkan.segera melaju menembus cahaya matahari yang mulai menghilang.Terjadi sedikit percakapan,menentukan tujuan dan kepastian.Satu menit dua menit dan sepuluh menit setelah satu gelas besar penuh air putih habis tak tersisa setetes pun.Kami dua melaju bersama si hitam yang nampak nya sudah tidak muda lagi.Si hitam yang sudah 5 tahun kebelakang ini sudah menemani ku,dan sudah 2 tahun lebih menemani kami berdua.
Saksi berbagai kejadian namun tak pernah ia bicara tentang apa yang ia rasakan dan yang dia lihat.Jarum itu sudah mulai menurun,hampir menyentuh lantai dasar nya,menepi sebentar di sebuah bangunan yang didominasi warna merah putih,yang sudah mulai tidak ramah lagi.Sudah jarang terdengar "dimulai dari nol yaa pak!".
Aaaahhh...sudahlah yang penting bukan apa yang mereka berikan pada kita,yang penting pada akhir nya keluar dari mulut ini "Terimakasih yaa!".Si hitam melaju kembali,bukan seperti valentino rossi ataupun jorge lorenzo aku malam itu.Tetap pada prinsip berkendara dengan aman,Lampu berwarna merah berhenti dan baru kembali melaju setelah berganti hijau.
Tujuan kami malam itu ke tempat yang menjadi simbol ibukota..Yaa kami dengar ada pasar rakyat dalam rangka ulangtahun ibukota ini.Tak henti nya bahan perbincangan terus keluar dari mulut kami berdua mengiringi perjalanan agar tak terlalu terasa lelah nya berkendara di ibukota.Entah apa tema obrolan kita malam itu ditengah jalan,yang pasti kami terus mengoceh layaknya anak kecil yang baru belajar berbicara.
Sudah mulai terlihat kepadatan mendekati tujuan kami tersebut,jalan ini memang sudah biasa macet,tapi biasanya dihari yang sama seperti sekarang dan juga di jam yang sama macet nya tidak seperti ini,ucapku.Itu artinya acara tersebut memang sudah dimulai.Semakin dekat semakin terlihat keramaian itu,bahu2 jalan yang biasa nya lenggang kini berjejer roda-roda empat yang terparkir,jalur khusus transJ pun yang biasanya kosong kini menjadi tempat parkir dadakan.Tak ada petugas keamanan yang kulihat saaat itu,aku pun tak tau apakah hukum yang ada itu bisa di kompromi kan bila ada kepentingan2 atau keperluan2 acara2 tertentu seperti ini..
Jalanan itu yang dekat sekali dengan tujuan kami biasa nya pada hari2 biasa dan jam2 kerja banyak sekali aparat2 yang berjaga.Bahkan sesekali suatu siang ku lihat beberapa kendaraan roda dua maupun empat diberhentikan para petugas itu,sambil memberikan hormat "boleh saya lihat surat2 nya pak!"..iyaa...beberapa kali bnyk masyarakat yang melanggar peraturan terkena tindakan para penegak hukum itu,namun tidak untuk malam itu.Setidaknya malam itu saja karena baru malam itu saya melihat nya..
Begitu sampai di tempat tujuan nya,banyak sekali yang masuk ke dalam otak sampai2 sesak,terlalu banyak kendaraan bermotor.Halaman parkir yang legal pun tak terlihat lagi,yang ada hanya teriakan-teriakan manusia yang mengajak kendaraan2 yang lewat untuk memarkirkan kendaraan nya pada temoat yang mereka tunjuk.Tak tanggung2 belum juga turun standart si hitam,lelaki itu sudah memalak kami "parkir 5000 pak".Malam itu adalah malam nya mereka,paling tidak mereka bisa pulang kerumah mereka masing0masing membawa uang meskipun dagangan mereka hampur jarang ada yang membeli (mungkin aku cuma sok tau).
Aku tau jalan masuk nya tak jauh dari tempat aku memarkirkan si hitam,namun malam itu sedikit berbeda,pintu masuk tertutup seng dan tak bisa di lewati.Setelah menoleh sediki ke kanan,kenapa banyak orang berkerumun disana.Yaampunnn..ternyata ini pintu masuk nya.Berdirilah kami dalam antrian sembari memakan roti yang tadi kami beli dalam perjalanan.Merogoh saku celana,menyiapkan uang yang biasa nya memang harus membeli tiket,kupikir juga begitu setelah melihat kerumunan orang ini.
Namun semakin dekat dengan pintu itu aku tercengang dan sedikit tertawa kecil.Tidak ada meja penyedia tiket masuk,yang terlihat adalah sebuah pagar besi yang entah dirusak/rusak lalu dijadikan jalan pintas untuk masuk maupun keluar dari area tersebut.Sebuah tindakan unik dan mungkin sudah ada sedari dulu dan menjadi budaya tanpa disadari,budaya merusak (fasilitas umum) yang notabene dibangun menggunakan uang rakyat yang artinya dibangun dari uang orang2 yang merusak juga.
Malam itu bak komentator sepakbola indonesia kami berdua,mengomentari semua apa saja yang kami lihat,yang menggelitik,aneh,lucu sampai yang keren namun tetap aneh juga sihh...Tiba2 ada seorang wanita bersama pasangan nya berjalan di depan kami,mengenakan kacamata warna gelap pada kondisi yang memang gelap (namanya juga malam hari)kami pun tertawa kecil.Halaman tempat itu saat itu di penuhi berbagai wiraswasta,yappp jajanan murah meriah warga.
Kami berhenti pada sebuah pikulan ,penjual makanan yang menurut kami unik,makanan khas ibukota.kami cicipi mknn khas ibukota itu dengan perlahan,karena panas..hahaha...
Tempat kami duduk itu terbuat dari bahan terpal dan cukup besar namun tidak bnyk yg duduk dan singgah disitu.
Setelah kuhabisi mknn itu,kami pun bangkit berdiri dan berjalan-jalan santai melihat2 keramaian para wiraswata ini yang tak henti2nya saling bersahutan memanggil calon customer nya.Kami akhirnya berhenti pada sebuah lapak kecil namun cukup ramai di kelilingi kaum2 adam.Disini lah keunikan itu terjadi,lapak itu tidak seperti lapak lainnya.aaahhh mengantuk,besok aku lanjutkan lagi tulisan ini,jam 12:32 AM tanggal 10/6/2014
Hari rabu 11/6/2014 1:54AM.oiya lapak itu tidak terlalu besar,hanya ada terpal seukuran sekitar 2x3meter diduduki seorang lelaki muda,seorang wanita dan anak kecil.Lalu didepan mereka berjejer 3barisan bungkus-bungkus rokok,ditangan si pria di genggam nya kayu2 rotan yanng dibentuk lingkaran dengan diameter yang kira2 lebih besar sedikit dari ukuran bungkus2 rokok.
Ternyata setelah beberapa saat memperhatikan aktifitas disekitar lapak ini,keunikan itu terlihat,setiap 10 buah kayu rotan lingkaran itu di sewakan seharga 5000 rupiah.Setiap penyewa kayu itu berhak melemparkan kayu2 rotan itu ke barisan2 bungkus rokok dan apabila salah satu dari bungkusan2 rokok itu bisa masuk dalam kayu rotan itu maka 1 bungkus rokok tersebut dapat di miliki si penyewa kayi rotan tersebut.Jarak lemparan nya pun tidak lebih dari 1meter.
Unik sihhh,sesekali aku pun tersenyum melihat keunikan dan ke kreatifan si pemilik ide yang mengharapkan rupiah dengan modal yang relatif kecil dengan keuntungan yang maksimal.Sekilas bagi orang2 yang memiliki logika mungkin tidak akan tertarik mengikuti permainan ini,karena pasti mereka berfikir lebih baik langsung ke warung2 atau ke pedagang asongan sekalian,yg sudah jelas2 pasti langsung dapat rokok nya.Tapi yaa begitulah indonesia,begitulah masyarakat indonesia,lapak ini hampir tak pernah sepi di kunjungi masyarakat,dan kesimpulan ku sih orang2 yang gemar bermain permainan ini adalah orang2 yang memang hobi berjudi,karena sekali sudah bermain pasti akan bikin kita ketagihan,kalau sudah dapat 1bungkus pasti ingin nambah lagi.Apalagi kalau belum dapat2 pasti akan main terus sampai tak terasa sudah 30rb dikeluarkan oleh seorang laki2 disebelahku yang menggumam terus karena belum 1bungkus rokok pun ia dapat kan..Hahahaha aku tertawa kecil dalam hati,pikir ku mereka ini tidak logis,bayangkan saja 1bungkus rokok yang di jejerkan di lapak itu bila kita membeli nya di warung2 paling mahal mungkin hanya 15ribu rupiah,buat apa juga mereka susah2 buang2 uang sampai puluhan ribu hanya demi mendapatkan 1bungkus rokok??gaa logis memang.
Aaaahh...sudah lah kita tinggalkan saja lapak ini,bisik ku pada rekanita ku.Sambil berjalan dalam keramaian,jalan yang sempit karena di kiri kanan banyak sekali lapak2 orang jualan juga ramai nya para pengunjung yang lalu lalang.Berhenti sejenak pada sebuah sepeda butut dengan kotak biru besar dari kayu yang di letakkan dibagian belakang sepeda nya."Beli otak2 dulu,aku mau mkn otak2",kata nya.Baiklah.
Tak jauh dari situ kami temui lagi keunikan yang punya ide gila tapi unik seperti yang kami temukan sebelum nya.Kali ini 2 orang pria berdiri di depan nya di gelar terpal seukuran kira2 50cm kali 2meter,Lalu ada sekitar 6 buah botol bekas minuman yang ujung nya sudah mereka pecahkan di letakkan di atas sebuah kayu yang dibuat miring sehingga membentuk seperti kurva,lalu disamping masing2 botol2 tersebut terdapat joran pancing lengkap dengan tali pancing nya,hanya saja ujung nya bukan kail melainkan sebuah cincin kayu dengan diameter sekitar 10cm.Dibelakang tiap2 botol itu ada gadget2 seperti blackberry,tablet,notebook.Tantangan nya hanya membuat si botol berdiri diatas kayu miring tersebut menggunakan joran yang ujung nya diikatkan pada cincing kayu tersebut tadi.Untuk 1kali percobaan mereka mematok tarif 2ribu rupiah,sedangkan 5ribu rupiah untuk 3kali kesempatan.
Beberapa menit berdiri dekat situ seraya memperhatikan orang2 yang mencoba karena penasaran,beberapa kali 2orang pemilik lapak ini memberi contoh pada para pengunjung.Dengan mudah mereka berdua selalu berhasil membuat si botol berdiri,dan membuat banyak orang semakin penasaran sehingga makin ramai yang ingin mencoba.Semakin lama ada disini membuat saya juga jadi penasaran,atas desakan si "dia",baiklah saya coba.karena saya bukan penggemar judi dan permainan2 semacam ini,cukup 3kali saja saya mencoba.Dan ternyata tidak segampang yang saya liat ketika 2orang pemilik ide ini memberi contoh.Aaaaahh daripada malah jadi galau,udah lah kita pulang aja,lagipula ternyata udah mau jam 11 malem.Tapi serasa gaa ada jam kalii yaa disana,ko masih rame aja padahal udh mau tengah malem..
Malam itu pun kita tutup dengan keluar dari parkiran yang padat dan menyesakkan..
Senin, 09 Juni 2014
Kamis, 05 Juni 2014
kembali atau memulai
Tiba-tiba saja rasa ingin menggebu-gebu dalam hati.Seperti ada ikatan yang dalam,memanggil dan mengajak.Setelah sekian lama tak berjumpa,lama tak berbincang dan lama tak bercengkrama layak nya bintang menggelitik bulan.Muncul secara tiba-tiba bagai kilatan yang sangat cepat dan sangat menyilaukan mata.
Tidak tau harus berbuat apa,tidak tau apa yang akan menjadi bahan perbincangan tapi tetap terjalin hubungan nya.
abstrak,absurd....
Tidak tau harus berbuat apa,tidak tau apa yang akan menjadi bahan perbincangan tapi tetap terjalin hubungan nya.
abstrak,absurd....
Langganan:
Postingan (Atom)